Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Teknik Wawancara Jurnalistik

Minggu, 07 April 2019

Pengertian Wawancara

Dalam buku Ragam Jurnalistik Baru Dalam Pemberitaan Wawancara adalah teknik meliput, selain terjun langsung kelapangan atau tempat kejadian peristiwa dan studi literatur (kepustakaan).

Oleh karena itu, seorang reporter harus sikap total professionalsm.

Sebelum mewawancarai, wartawan harus bisa melakukan pendekatan yang baik dan saat melakukan lobi demi memperoleh waktu wawancara, dan kejelasan substansi yang akan dibicarakan.

Wartawan harus bersikap objektif.

Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan salah satu teknik reportase yang dapat dilakukan seorang wartawaan.

Wawancara menjadi bagian penting dalam proses pencarian berita.

Oleh karena itu, seorang wartawan harus menguasi pula teknik wawancara.

Wawancara berita merupakan teknik atau keterampilan yang wajib dimiliki wartawan.

Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik.

Teknik wawancara tidak dapat dilakukan dengan sambil lalu.

Wawancara berita setidaknya membutuhkan beberapa keterampilan dasar yang mencangkup


  • Memahami maksud dan tujuan wawancara
  • Menguasi topic dan materi wawancara
  • Mampu menata organisasi wawancara , termasuk waktu wawancara
  • Mampu mendeteksi kesesuain hasil wawancara dengan proyeksi
  • Berita yang akan di tulis


Wawancara sangat menentukan kualitassuatu berita transparansi dan pertanggung jawaban penyajian suatu berita yang paling objektif dapat dihasilkan melalui wawancara.

Wawancara berisi pendapat, pandangan dan pengamatan narasumber yang dapat menjadi bahan penulisan berita.

Wawancara dibutuhkan untuk mendapatkan keterangan data, fakta pengesan dan informasi lainnya.

Wawancara berguna untuk memastikan, mengklarifikasi, mengecek atau meluruskan kembali berbagai informasi yang beredar maupun berita yang dilansir.

Pengertian wawancara Jurnalistik

Wawancara jurnalistik adalah wawancara yang dilakukan wartawan dengan sumber berita untuk mendapatkan informasi yang menarik dan penting bagi khalayak.

Dengan demikian, wawancara jurnalistik bukan untuk kepentingan wartawan maupun kepentingan sumber berita, tapi untuk kepentingan khalayak.

Maka, pemilihan topik wawancara maupun penentuan sumber yang akan diwawancarai harus berdasarkan pertimbangan untuk kepentingan khalayak.

Itulah mengapa hasil wawancara jurnalistik selalu menarik bagi khalayak, karena memang dirancang untuk kepentingan mereka.

Apalagi kalau sumber yang dipilih adalah sumber yang sangat kompeten dan menarik, pasti hasil wawancaranya akan menarik, meski ditulis oleh wartawan yang tidak terkenal.

Sebab hasil wawancara tersebut akan memberi informasi sekaligus menghibur mereka.

Jenis-jenis wawancara
Menurut Flyod G Arpan dalam Toward Better Comunications (1999) menyatakan wawancara dapat dikategorikan kedalam 7 jenis wawancara yaitu:

1. Wawancara berita (News-peg Interview)

Untuk memperoleh keterangan, menggali fakta, konfirmasi, atau pandangan tentang suatu masalah atau peristiwa disebut juga wawancara (informative Interview). Biasanya dilakukan dengan seorang “ahli” untuk menemukan kejelasan sebuah isu atau kejadian.

2. Wawancara jalanan (Man in the street interview)

Mewawancarai berbagai sumber berita secara terpisah, namun satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah/suatu peristiwa.

Misalnya peristiwa kebakaran, reporter mewawancarai saksi mata, korban dan petugas pemadam kebakaran, serta warga sekitar.

3. Wawancara pribadi (Personal interview)

Untuk memperoleh data tentang diri-pribadi, perjalanan hidup dan pemikiran narasumber disebut juga wawancara biografi.

4. Wawancara sambil lalu (casual interview, door-stop interview)

Berlangsung secara mendadak, tak ada perjanjian/deal terlebih dahulu dengan narasumber, tapi “mencegat”.

5. Wawancara tertulis (Written interview)
Dilakukan melalui surat-menyurat atau korespodensi

6. Wawancara telepon (Telephone interview)

Dilakukan melalui media telepon untuk menambah informasi dan bahan berita

7. Wawancara kelompok (Group interview)

Dilakukan terhadap sekelompok orang dan membahas satu topik yang aktual

Wawancara Berita yang baik dan dalam jeis apapun sangat tergantung pada kemampuan wartawan sebagai pewawancara dan narasumber yang diwwawancarainya.

Sekalipun wawancara bukan satu-satunya teknik dalam pencarian berita, namun untuk mendapatkan hasil wawancara yang optimal perlu diperhatikan prinsip-prinsip dalam melakukan wawancara, antara lain sebagai berikut:


  1. Menjaga suasana agar tujuan wawancara dapat tercapai
  2. Bersikap wajar, sehingga menunjukkan posisi yang setara antara pewawancara dan yang diwawancarai
  3. Mengendalikan situasi agar tidak mudah terbawa emosi dan tidak terjebak dalam perdebatan
  4. Cerdas dalam mengambil kesimpulan, agar hasil wawancara akurat dan objektif
  5. Fokus pada masalah, agar wawancara tidak beretele-bertele dan keluar jalur topik wawancara
  6. Kritis, agar mampu mengembangkan masalah secara lebih tajam dan rinci
  7. Etika sopan santun, agar wawancara sesuai dengan norma yang berlaku dan disepakati


Dalam konteks lain, wawancara memiliki tiga kompetensi pokok yang terdiri atas wawancara sebagai ilmu, wawancara sebagai seni, dan wawancara sebagai keterampilan.

Wawancara sudah pasti membutuhkan wawasan ilmu yang mendukung agar dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan tujuan wawancara.

Wawancara juga merupakan bagian dari seni yang membutuhkan kreativitas dalam berkomunikasi, untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan.

Wawancara dapat menjadi keterampilan khusus dalam membangun komunikasi dialogis dengan orang lain dan didukung oleh bahasa yang produktif dan terampil.

Ketiga tujuan wawancara tersebut bersinergi untuk mencapai tujuan wawancara.

Persyaratan wawancara berita

Wawancara untuk kepentigan jurnalistik tidaklah berlangsung sederhana.

Di samping keterampilan dasar yang harus dimiliki dalam melakukan wawancara, seorang wartawan harus memenuhi persyaratan dalam melakukan wawancara berita.

Untuk dapat melakukan wawancara yang baik, setidaknya dibutuhkan delapan persyaratan pokok wawancara yaitu:


  1. Mempunyai tujuan yang jelas target yang dicapai melalui wawancara. Dengan tujuan yang jelas, wawancara berlangsung secara terarah. Wawancara bukan obrolan atau bincang-bincang biasa.
  2. Efisien. Wawancara semestinya dilakukan secara ringkas (bukan singkat) tetapi mendalam, untuk mengungkap banyak hal yang perlu digali sebagai bahan berita
  3. Menyenangkan. Wawancara bukanlah interogasi dan harus bebas dari tekanan. Suasana menyenangkan dalam wawancara akan berdampak besar terhadap proses wawancara antara wartawan dengan narasumber
  4. Mempersiapkan diri dan riset awal. Wawancara perlu mempersiapkan diri, bahkan perlu riset awal sebagai background pengetahuan atas masalah yang menjadi topik wawancara. Bekal wawancara yang baik harus dipersiapkan, sehingga tanya jawab berjalan optimal
  5. Melibatkan khalayak. Masalah yang pantas diwawancarai harus memiliki kepentingan terhadap masyarakat atau publik
  6. Menimbulkan spontanitas. Wawancara yang baik membutuhkan tanya jawab dan penciptaan suasana yang spontan
  7. Mengendalikan suasana. Dalam wawancara, wartawan harus mampu menjadi pengendali wawancara, bukan sebaliknya, narasumber yang menguasai wawancara dan mengendalikan wartawan.
  8. Mengembangkan logika. Wawancara perlu menggali kesesuaian fakta dengan opini, sehingga mencapai dimensi logis.


Persiapan wawancara berita

Wawancara berita pasti membutuhkan persiapan. Hal ini untuk memastikan tujuan wawancara dapat tercapai.

Ditinjau dari aspek, persiapan wawancara berita dapat dipilahkan menjadi dua orientasi yaitu:

Orientasi narasumber, mengacu pada upaya mengumpulkan informasi dan menentukan rencana wawancara, yang didasari oleh narasumber yang akan diwawancarai.

Orientasi wawancara narasumber dapat dilakukan dengan cara :

  1. Pengenalan narasumber
  2. Penerapan model wawancara


Orientasi topik mengacu pada kiat dan taktik yang diperlukan untuk memastikan pencarian bahan berita dari narasumber masih tercapai.

Langkah persiapan wawancara orientasi topik yaitu:

  1. Mempersiapkan outline/garis besar wawancara
  2. Memahami tata karma berwawancara
  3. Menghindari perdebatan dengan narasumber
  4. Menanyakan topik yang khusus
  5. Bertanya dalam bahasa yang singkat dan jelas
  6. Menyesuaikan diri dengan karakter narasumber
  7. Menjalin hubungan personal dengan narasumber
  8. Memihak narasumber


Tujuan wawancara berita

Tujuan faktual, untuk mencari, menggali dan mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung berita
Tujuan riset, untuk memperoleh informasi, fakta, dan data penting yang terkait dengan berita
Tujuan penegasan, untuk menguji tingkat kebenaran dan aktualitas informasi yang berkembang di masyarakat.

Sumber :

Setiati Eni, 2008.  Ragam Jurnalistik Baru Dalam Pemberitaan: strategi wartawan menghadapi tugas jurnalistik .Yogyakarta: Andi Publisher

Kustadi Suhandang, 2004.Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk, & Kode Etik. Bandung : Nuansa

Yunus Syarifudin,2012. Jurnalistik Terapan .bogor : Ghalia Indonesia