(foto: istimewa) |
SERUIT.CO.ID - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota ke luar pulau Jawa.
Hal itu diputuskan Jokowi dalam rapat terbatas terkait pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Untuk menentukan lokasi yang cocok dijadikan ibu kota baru Indonesia tidak bisa sembarangan.
Pasalnya, memindahkan ibu kota tidak semudah mengedipkan mata atau membalikkan telapak tangan.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dibutuhkan sekitar Rp 466 triliun, atau setara 3,1% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia, untuk memindahkan ibu kota ke atas bidang tanah seluas 40.000 hektare.
Bila salah memilih tempat dan hasilnya tak maksimal, maka untuk memindahkannya lagi butuh usaha yang tidak sedikit.
Sebuah penelitian yang dilakukan Tim Nawa Cita pada 2018 mengungkapkan sebuah penilaian terhadap wilayah yang berpotensi dijadikan lokasi ibu kota masa depan.
Pada tahap awal, penilaian dilakukan dengan tinjauan pulau-pulau besar utama yang ada di Indonesia, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Dengan mempertimbangkan faktor keuntungan dan ancaman, Pulau Jawa dan Kalimantan merupakan dua kandidat terbaik sebagai lokasi Ibu Kota baru.
Di Jawa, kesiapan infrastruktur pendukung menjadi salah satu faktor yang dapat memudahkan pemindahan kota.
Bagaimana tidak, sejumlah megastruktur seperti Jalan Tol Trans Jawa, jalur Kereta Api Utara dan Selatan, serta jalan lintas provinsi yang sudah tersambung penuh bisa mempercepat proses pembangunan kota baru.
Tetapi, risiko bencana alam di Pulau Jawa dinilai cukup tinggi. Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, terdapat setidaknya 10 gunung api yang masih dalam statis aktif di Jawa.
Selain itu, Pulau Jawa juga berbatasan langsung dengan lempeng tektonik di sebelah sebelah selatan, membuat risiko gempa bumi dan tsunami tidak bisa diabaikan.
Sedangkan Pulau Kalimantan dinilai memiliki lokasi geografis yang sangat strategis. Letaknya yang di tengah Nusantara membuat akses transportasi baik udara dan laut antarpulau-pulau lebih mudah dilakukan dari Kalimantan.
Selain itu ketersediaan lahan yang sangat luas membuat pengembangan wilayah kota di daerah Kalimantan lebih mudah dan fleksibel. Tidak adanya gunung berapi dan potensi gempa juga membuat Kalimantan relatif lebih aman untuk pengembangan kota jangka panjang.
Namun infrastruktur yang masih minim menjadi tantangan yang cukup berat dalam membangun kota di Kalimantan.
Kala seluruh belahan Pulau Jawa dan Kalimantan ditilik lebih dalam, Tim Nawa Cita merekomendasikan lokasi terbaik dari masing-masing pulau.
Pantai Utara Jawa Kawasan Tengah menjadi lokasi yang dinilai paling ideal untuk mendirikan ibu kota di Pulau Jawa. Berdasarkan pantauan, di wilayah tersebut terdapat beberapa kota seperti Indramayu, Cirebon, Tegal, hingga Pemalang.
Adapun wilayah di Kalimantan yang dinilai paling ideal adalah Kalimantan Daratan Kawasan Tengah, termasuk Kota Palangkaraya.
Tapi perlu dicatat bahwa rekomendasi yang disampaikan Tim Nawa Cita masih bersifat umum karena ada keterbatasan analisis, dana, dan waktu. (*)